23 December 2014

Bangkitkan Ekonomi Kreatif, Desa Keramas jadi Desa Tenun Binaan BI

Kain tenun Bali yang semula hanya dipakai untuk keperluan sehari-hari dan upacara adat saja, kini fungsinya sudah banyak beralih. Layaknya kain batik, tenun Bali juga pantas dijadikan gaun atau kemeja untuk dipakai di berbagai acara, termasuk dimasukkan dalam berbagai desain interior.

Di Kabupaten  Gianyar, kain tenun mulai dikembangkan  di Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar yang telah diresmikan sebagai desa tenun binaan Bank Indonesia (BI), (22/12). Para perajin tenun di tempat ini kini memang tengah menggeliat dengan beragam karyanya.

Hadir pada acara serah terima bantuan program sosial Bank Indonesia sekaligus peresmian Desa Tenun Binaan yakni Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara dan Bupati Gianyar Anak Agung Gde Agung Bharata, di tempat usaha milik salah seorang pengusaha tenun ikat di jalan Selukat Keramas.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara mengatakan, program pengembangan desa tenun bertujuan memperkuat tiap rantai nilai produksi tenun antara lain bantuan teknis, produksi, dan pemasaran.

Pembinaan yang dilakukan BI diantaranya menyiapkan tenaga ahli utuk pelatihan teknik pencelupan benang, desain hingga bantuan peralatan tenun seperti alat tenun bukan mesin (ATBM)   hingga alat kelos dan ani. Selain itu, membantu mendirikan tempat usaha di tiap-tiap desa berupa tempat pelatihan dan proses pembuatan tenun, tempat rapat, dan tempat memamerkan produksi.

 “Kami ingin perajin dapat menjadikan semangat baru guna lebih kreatif  berinovasi demi melestarikan kain tradisional daerah, serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan penduduk desa,” jelasnya.

Desa tenun binaan Bank Indonesia  ada tiga kabupaten di Bali  yakni Desa Keramas Kabupaten Gianyar, Desa Pejukutan Nusa Penida Kabupaten Klungkungn dan Desa Sinabun Kabupaten Buleleng.

“Program desa tenun merupakan program  kewilayahan berbasis potensi atau komoditas  unggulan daerah  di wilayah Bali dan Nusa Tenggara,” imbuhnya.

Bupati Gianyar Agung Bharata pada kesempatan itu mengatakan, program pengembangan  Desa Tenun  diharapkan   membangkitkan sektor ekonomi kreatif  dan menggerakkan ekonomi daerah. Bantuan dan pembinaan juga diharapkan  memperkuat struktur ekonomi, memperkuat dan melestarikan budaya lokal.

“Mudah-mudahan dapat memperkuat ketrampilan perajin tenun, baik di sisi teknis maupun manajemen sehingga meningkatkan kualitas, dan kelanjutan produksi,”  kata Bupati Agung Bharata.

Nyoman Sukerta, salah seorang pengusaha tenun ikat di Desa Keramas mengatakan, setiap hari menenun, membuat songket dan tenun ikat (endek) khas Bali. Baginya, kegiatan menenun bukan hanya warisan turun tenurun saja, melainkan sudah menjadi urat nadi bagi kelangsungan hidup mereka. Baginya  kegiatan menenun secara tradisional sudah ada sejak zaman nenek moyang .

Diakui, pada saat itu kain endek yang dijual masih lebih banyak dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari orang Bali atau songket untuk kegiatan upacara adat seperti pernikahan, potong gigi, hari raya atau hari besar lain, dan ngaben. Cakupan pasar atau penjualan tenun songket maupun endek masih seputar Bali saja.  (Humas Gianyar/NGR WW)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .