08 November 2014

Arief Yahya Hadiri Peringatan 100 Tahun Gong Kebyar LPM Ubud

Memperingati 100 tahun Gong Kebyar Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Kelurahan Ubud mengggelar Festival Seni dan Budaya yang mempertontonkan berbagai macam atraksi kolosal di Catus Pata Ubud, (7/11).

Hadir dalam kesempatan tersebut, Menteri Pariwisata RI, Arief Yahya beserta Dirjen terkait, Muspida Kabupaten Gianyar, serta Panglingsir Puri Ubud dan Tokoh Masyarakat setempat.

Arief Yahya memuji setinggi langit kelangsungan adat dan budaya di Ubud. Ia mengapresiasi Desa Ubud yang telah mendapatkan penghargaan dari Majalah Condenas Traveller, sebagai destinasi pariwisata terbaik Asia (The Best City in Asia) 2013.

”Ubud bagaikan Spirit dari Bali itu sendiri, yang tercipta dengan cinta,” pujinya.

Lebih lanjut, Arief menilai, gong kebyar merupakan sebuah mahakarya yang terbentuk dengan proses yang istimewa, dan juga memiliki filosofi yang megah. Perpaduan estetika dan harmoni gambelan yang sangat baik, menghasilkan sebuah karya yang akan membuat takjub bagi siapapun yang menyaksikannya.

“Melalui festival ini, saya harap dijadikan pembelajaran untuk meningkatkan kreatifitas. Beragamnya Sekaa Gong Kebyar yang tersebar di seluruh Bali, tentu menimbulkan persaingan. Namun, pandanglah hal tersebut dengan positif. Karena tanpa adanya persaingan, kreatifitas pun akan menjadi kurang terasah,” jelas Arief.

Ia menekankan prinsip AGBC untuk mempertahankan tradisi yang sudah mendarah daging di insan para seniman Ubud ini, dan Kabupaten Gianyar pada umumnya. AGBC yaitu Akademisi, Government (Pemerintahan), Business (Bisnis), dan Community (Komunitas). Dengan berjalannya ke empat unsur tersebut, maka eksistensi seni budaya dapat bertahan.

Kepala LPM Kelurahan Ubud, Cokorda Raka Sukawati didampingi Ketua Panitia I Wayan Sudirama mengajak seluruh masyarakat untuk kembali memaknai dan memahami dengan mendalam filosofi dari Gong Kebyar itu sendiri.

”Proses panjang gong kebyar berkembang sangat monumental, mari kita maknai dengan kebanggaan dalam setiap perkembangannya,” kata Panglingsir Puri Ubud itu.

Tonggak lahir dari Gong Kebyar, imbuh Sudirama, merupakan sebuah pergeseran zaman oleh masyarakat, atas segala kerumitan sistem feodal kerajaan pada tahun 1800-an. Bermakna sebagai kebebasan berekspresi, meluap –luap, dan enerjik. Nama kebyar dapat diartikan sebagai sesuatu yang meledak – ledak.

Puluhan seniman dari berbagai macam genre dihadirkan dalam pentas kemarin, diantaranya Musik Jazz Koko Group, Gong Suling Gita Semara, Balot dkk, Tindak Alit, Cok Sawitri, Sekha Gong Genta Putra Sesana Ubud Kelod, Cedil, dan lainnya.

Rangkaian Festival berlangsung selama empat hari (7-10 November). Pentas Seniman Tua di Ancak Saji Puri Saren Agung Ubud (8/11), Diskusi Seni, di Bentara Budaya Ketewel Sukawati (9/11). Ditutup dengan Pentas Karya Baru, di Puri Saraswati Ubud (10/11). (Humas Gianyar/ari)

Tentang


Pemerintah Kabupaten Gianyar, Ini adalah website resmi Pemerintah Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia.

Kontak Kami


info@gianyarkab.go.id

Jl. Ngurah Rai-Gianyar, Gianyar, Kec. Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali 80511


© 2024 TIM SPBE Kabupaten Gianyar .