
Sebagai Rumah Sakit Rujukan Bali Timur, Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani secara kontinyu melakukan peningkatan pengetahuan dan skill bagi tenaga medis maupun tenaga kesehatan lainnya, mengingat terus berkembangnya ilmu kedokteran maupun ilmu kesehatan lainnya. Guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, RSUD Sanjiwani menggelar Medical Update 4, dengan menyelenggarakan Symposium dan Workshop yang mengambil tema “Multidisciplinary team management of cleft lip and palate”. Acara dibuka Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar dr. I Nyoman Bayu Widhiartha, MM di Aula Graha Sabha lantai III RSUD Sanjiwani Gianyar, Jumat (22/7/2022).
Symposium dan Work Shop Sanjiwani Medical Update 4 dilaksanakan selama 2 hari pada Jumat 22 Juli dan Sabtu 23 Juli 2022. Acara tersebut terselenggara atas kerjasama Komite Medis RSUD Sanjiwani Gianyar, PDGI cabang Bali Timur, PABMI Bali Nusra, Universitas Airlangga, IDI, dan RS Harapan Kita. Seminar dan worshop meghadirkan para ahli yang sudah berpengalaman dalam penanganan celah bibir dan lelangit diantaranya Prof.Dr.drg Ida Bagus Narmada, Sp.Ort (K), drg. Muhammad Syafrudin Hak, Sp.BM(K), MPH, PhD, dr. Anak Agung Gede Raka Budayasa, Sp.OG (K), dr, Romy Windiyanto, M.Sc, Sp.A, drg. Wayan Sutresna Yasa, Sp.BM, M.Ked.Klin serta diikuti 157 orang peserta symposium dan 61 orang peserta workshop.
Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar dr. I Nyoman Bayu Widhiartha., MM mengatakan Cleft Lip and palate atau Labioplatoschizis yang lebih dikenal dengan bibir sumbing merupakan kelainan yang kompleks yang membutuhkan perawatan dan koreksi dengan kerjasama tim dari berbagai macam disiplin ilmu. Pendekatan manajemen multidisiplin dapat dicapai dengan membentuk tim sumbing yang khusus serta mampu menyediakan follow up jangka panjang pada penderita sumbing. Meskipun tidak semua penderita membutuhkan semua tipe spesialisasi.
“Karena untuk membentuk Tim Cleft Lip untuk menangani sumbing terdiri dari beberapa multidisiplin ilmu. Dari dokter bedah, dokter gigi, dokter ahli genetik, spesialisasi rehabilitasi medis/fisioterapi, spesialis THT, dokter spesialis anak, dokter spesialis mata, ahli gizi, psikiater/psikolog, serta perawat” paparnya.
Lebih lanjut, penderita sumbing idealnya membutuhkan perhatian dan perawatan khusus selama beberapa tahun, sehingga dibutuhkan komunikasi dan kerja sama yang baik antara masing-masing dokter spesialis dan antar dokter spesialis dengan orang tua pasien.
Dari beberapa kasus bibir sumbing yang ada di Bali Timur, biasanya dirujuk dan dikerjakan di Rumah Sakit Sanglah. Melihat hal tersebut, ke depannya dengan adanya tim cleft lip di RSUD Sanjiwani, pasien bibir sumbing bisa langsung tangani. “Kebetulan tim kita sudah lengkap. Mungkin di beberapa rumah sakit ada, tetapi tidak selengkap di Sanjiwani. Kemarin kita sudah dapat kerjakan 2 pasien bibir sumbing,” tambah dr. Bayu.
Diharapkan, dengan adanya tim cleft lip di RSUD Sanjiwani, ke depannya dapat menjadi salah satu program unggulan. “Sebagai rumah sakit Pemerintah mungkin ini akan menjadi salah satu program unggulan kita ke depannya,” pungkasnya.
*teks: eka
*foto: lanus
Berita Terkait Lainnya
Pemkab Gianyar Dipilih Menjadi Narasumber Ketahanan Pangan Nasional
Jumat 03 Februari 2023
59Minimalisir Sengketa Tanah, BPN Tingkatkan Kesadaran Pasang Tanda Batas
Jumat 03 Februari 2023
43Peringati Bulan Bahasa Bali ke-5, Pemkab Gianyar Gelar Berbagai Perlombaan
Kamis 02 Februari 2023
86Awal Tahun, Pemkab Gianyar Diganjar Berbagai Penghargaan
Kamis 02 Februari 2023
53Disnaker Gianyar Kembali Gelar Pelatihan Skill Tenaga Kerja
Rabu 01 Februari 2023